Friday, August 29, 2008

Nuklir untuk Kemanusiaan?

Isu rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah lama mengundang pro dan kontra dari banyak pihak. Ide pembangunan PLTN sebenarnya telah lama dirancang oleh pemerintah bahkan sejak zaman Presiden Soekarno. Pada masa itu telah ada penelitian yang dilakukan untuk membangun PLTN. Namun pada saat harga minyak dunia melonjak naik, banyak negara-negara di dunia tidak terkecuali Indonesia mulai mencari energi lain selain minyak bumi atau batubara untuk memenuhi kebutuhan energi negara mereka. Lantas nuklir menjadi salah satu alternatif yang dicetuskan oleh pemerintah kita. Rupanya energi terbarukan seperti sinar matahari, angin, dan air yang cukup melimpah di Indonesia belum lagi biomassa dan panas bumi dianggap belum mampu menghasilkan energi dalam jumlah besar. Masalah lingkungan pun sekarang harus dihadapi akibat penggunaan batubara.

PLTN dihasilkan dari reaktor nuklir pengayaan uranium. Untuk memproduksi listrik 2.000 MW, misalnya, hanya dibutuhkan uranium dengan berat sekitar 2 kg, dan dalam siklus penggunaan yang panjang, yaitu 1,5 tahun (Khairul Handono, Bisnis Indonesia). Ektremnya 1 gram uranium dipercaya dapat menyalakan televisi yang kira-kira menghabiskan 100 watt selama 7 tahun. Siapa pula yang mau melihat televisi terus-menerus selama 7 tahun?

Jika melihat kesuksesan negara-negara yang menggunakan PLTN untuk memenuhi kebutuhan energinya seperti Amerika, Jepang, Australia, Korea Selatan bahkan Korea Utara nampaknya Indonesia pun ingin mencoba dan mengalami hal yang sama. Tidak hanya Indonesia yang tergiur akan penggunaan uranium ini tapi juga Cina sudah mulai menggiatkan pembangunan PLTN mereka. Karena selain mendapatkan energi, pemanfaatan reaktor nuklir dimanfaatkan untuk mengurangi udara kotor negara mereka. Batu bara ini pula yang telah mengotori udara di Cina. Pantaslah jika 16 dari 20 kota terpopulasi dunia berada di Cina. Negara ini pun mulai melakukan kerjasama dengan Australia dalam pemenuhan kebutuhan uranium.

Australia merupakan negara penghasil uranium terbesar. Tercatat kontribusi negara benua ini dalam produksi uranium sekitar 40% dari total produksi uranium dunia. Dalam bukunya yang berjudul Asia Future Shock, Michael Backman juga meramalkan bahwa Asia akan menjadi rumah bagi setengah reaktor nuklir dunia. Jadi jika nuklir mulai naik daun maka posisi strategis negara-negara dunia Arab yang menguasai minyak bumi akan berpindah kepada negara-negara penghasil uranium yang notabene mayoritas adalah negara-negara Barat. Sebenarnya Indonesia juga memiliki sumber daya ini namun belum secara total digarap. Jangan sampai uranium ini memiliki nasib yang sama dengan emas kita di Papua.

Selain melihat sisi keberhasilan PLTN, kita juga harus menilik lagi apakah nuklir cocok dengan alam Indonesia. PLTN ini rencananya akan dibangun di Pulau Jawa. Sempat tercetus PLTN akan dibangun di Semenanjung Muria dan daerah Lemahabang. Pulau Jawa merupakan pulau dengan populasi terbanyak di Indonesia yang pastinya membutuhkan energi yang lebih besar daripada pulau lainnya. Namun yang menjadi masalah adalah Pulau Jawa rawan dengan bencana alam seperti gempa bumi yang diyakini dapat menyebabkan radiasi. Kita pasti belum lupa peristiwa kebocoran radioaktif reaktor bertenaga nuklir di pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kashiwasaki-Kariwa akibat gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter. Meskipun mungkin di letakkan di daerah yang jauh dari gunung berapi yang masih aktif sekalipun, perlu diingat bahwa Indonesia merupakan tempat bertemunya 3 lempeng dunia yaitu Indoaustralia, Eurasia dan Pasifik yang sanggup menggoncangkan Indonesia saat mereka bertabrakkan. Biaya pun akan lebih banyak jika PLTN dibangun di luar Pulau Jawa karena harus menyalurkan listrik ke Pulau Jawa.

Walaupun pemerintah Indonesia sudah meyakinkan warga negaranya bahkan proyek pembangunan ini aman namun saya pribadi pun masih ragu Indonesia sudah siap dengan PLTN. Penyelewengan masih akan terjadi. Masalah tidak hanya pada penguasaan teknologi namun kita tahu korupsi (mentally disorder) sudah mendarah daging. Seperti ungkapan Georges Pompidou:
Negarawan adalah politisi yang menempatkan dirinya dalam pelayanan kepada bangsa sedangkan politisi adalah negarawan yang menempatkan bangsa dalam pelayanan kepada dirinya”.
Lewat penjelasan tersebut kita bisa memilih apakah wakil rakyat kita “terhormat” merupakan negarawan atau politisi. Penyelewengan yang sering terjadi salah satunya dapat berupa penggelembungan biaya yang dilakukan namun barang yang didapat kualitasnya berada jauh di bawah biaya yang harus dikeluarkan. Pengoperasian PLTN berkaitan langsung dengan nyawa banyak orang. Pemerintah harus ingat itu!

Korea Utara pun menggunakan PLTN untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Penggunaan PLTN di Korut mungkin juga karena didukung oleh pemerintahan yang otoriter dan militeris. Ternyata pengoperasian reaktor nuklir bagi pemenuhan energi negara ini belum sepenuhnya sukses. Power tends to corrupt but absolute power tends to corrupt absolutely. Itulah yang terjadi di Korut. Jika dilakukan pemindaian pada malam hari akan terlihat perbedaan yang cukup besar antara Korsel yang terang benderang dan Korut tergolong yang gelap jika dibandingkan dengan Korsel. Mungkin hanya kota Pyongyang yang sepenuhnya bisa menikmati malam dengan listrik. Rupanya keberadaan PLTN pun belum mampu memenuhi kebutuhan warga Korut akan listrik.

Masih ada kemungkinan ancaman lain yang bisa saja terjadi yaitu ancaman invasi dari negara yang mengaku adikuasa yang berlaku layaknya polisi dunia menyerang sebuah negara karena alasan pengayaan uranium tersebut digunakan untuk keperluan militer. Apakah Indonesia bisa menyakinkan “polisi dunia” tersebut bahwa tujuan pengayaan uranium ini adalah untuk kemanusiaan? Ataukah alasan reaktor nuklir bagi pemenuhan energi negara ini hanyalah sebuah rekayasa untuk menciptakan ladang baru guna mengeruk uang dan memperkaya segelintir orang yang berkuasa?

Monday, August 18, 2008

What I want to be in the future...

Sering saya bertanya pada diri saya sendiri, mau jadi apa saya nanti? Sudah sejak lama ayah saya menanyakan hal yang serupa. Beliau menyarankan bahwa mulai sekarang pikirkan baik-baik hendak jadi apa di masa depan. Menurut beliau untuk menjadi orang yang berhasil sebenarnya mudah. Pekerjaan apa saja akan menghasilkan keberhasilan bila dikerjakan dengan fokus. Cara ini sebenarnya telah beliau pikirkan jauh sebelum saya memasuki bangku perkuliahan. Sewaktu penjurusan SMA saya mendapat jurusan IPA namun ayah saya menyarankan untuk mengambil jurusan sosial. Menurut beliau lebih baik jago di sosial daripada setengah-setengah di IPA hal ini menghindari jack of all trade, master of none. Lantas saya mulai mencari-cari keinginan saya sebenarnya itu apa.

Tujuan hidup harus ditetapkan mulai dari sekarang. Tujuan tersebut memberikan arahan mau dibawa kemana karier saya kelak. Saat ini mimpi pekerjaan ideal menurut saya adalah menjadi seorang analis di salah satu kantor konsultan manajemen terkenal. Namun sebenarnya saya memiliki mimpi yang lain yaitu ingin membuka restoran di luar negeri. Usaha restoran sebenarnya bukan hal yang asing karena ayah saya sudah memulai bidang ini terlebih dahulu. Namun entah kenapa usaha tersebut kurang berhasil. Padahal menu makanan yang kami tawaran bercita rasa tinggi. Bukan bermaksud menyombong namun memang seperti itu kenyataannya. Menu andalan yang akan saya tawarkan di restoran saya kelak adalah sate ayam kampung. Bagi saya resep makanan ini merupakan warisan budaya yang hendak saya lestarikan dan perkenalkan pada dunia.

Hidup penuh pilihan dan bagi saya hidup adalah menjalani konsekuensi dari setiap pilihan. Melalui pilihan saya membangun sebuah tujuan. Tujuan membangkitkan harapan. Dan harapan memberikan semangat untuk menjalani kehidupan. Harapan bagi saya tidak hanya datang dari sebuah tujuan hidup tetapi juga karena kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati yang membuktikan bahwa Dia hidup, membawa harapan bagi saya akan hari esok.

Without execution, vision is just another word for hallucination- Mark Hurd, HP's CEO

Friday, August 15, 2008

Masih berminat?

Apakah anda penyuka film musikal? Baru-baru ini saya menonton 3 film yang bersifat musikal dalam artian selain memang genrenya musikal di sisi lain juga menunjukkan kehidupan pemusik. Tanpa sengaja saya membeli DVD berjudul P.S I Love You, Once dan August Rush. Tanpa sengaja pula ketiga film ini memiliki satu benang merah yaitu menceritakan kehidupan seorang pemusik asal Irlandia, sebuah negara di sebelah barat Inggris yang beribukota di Dublin. Kalau dulu anda penggemar berat boysband Westlife, Boyzone pasti anda tidak asing dengan negara tersebut. Jika anda pemusik sejati dan sekarang tengah berjuang untuk menembus major label saya sarankan anda untuk menonton Once.

Apakah anda pernah mendengar grup band asal Indonesia bernama Efek Rumah Kaca?Band ini membuat lagu dari kenyataan industri musik indie dan major label berjudul Cinta Melulu. Mengapa banyak grup band yang bagus dalam bermusik tidak mau menembus major label salah satunya Efek Rumah Kaca?Karena menurut mereka jika memasuki major label semua musik yang mereka hasilkan harus sesuai dengan tuntutan pasar dan mereka terkadang melupakan ideologi bermusik mereka pada mulanya karena bayaran major label seakan memberi tuntutan pada mereka untuk bermusik seturut kemauan major label yaitu sesuai tuntutan pasar yang mayoritas berwarna sama yaitu cinta melulu. Jika saya menyangkutkan dengan mata kuliah Organizational Behavior yang sedang saya ambil di semester ini, kasus tersebut sesuai dengan salah satu konsep contemporary motivation concept yaitu Cognitive Evaluation Theory. Cognitive evaluation theory adalah teori yang menyatakan bahwa dengan mengalokasikan rewards ekstrinsik (segala reward yang didapat dari major label) untuk perilaku yang tadi hanya memperoleh rewards secara intrinsik (kepuasan bermusik sesuai ideologis bermusik) malah cenderung menurunkan keseluruhan tingkat motivasi. Sesuai teori ini, menembus major label bagi band seperti Efek Rumah Kaca malah akan menurunkan motivasi para pemusik indie tadi yang menembus major label karena berdasarkan teori tersebut apabila pemusik tersebut tidak dibayar maka dia punya kontrol penuh untuk bermusik sesuai keinginan mereka tapi jika dia dikontrak oleh major label dan dibayar seakan-akan diatur oleh major label tersebut (self control menurun).

Cobalah sekali-kali untuk mendengarkan lagu-lagu dari band-band indie yang pasti akan memberikan warna baru di telinga anda. Saya sudah mencoba menikmati potensi bermusik band-band indie negeri ini yang juga tidak kalah bagus dibandingkan band-band major label malah banyak yang lebih baik. Banyak juga band-band major label yang hanya menghasilkan one hit wonder, after that? GONE. Saya sering mendengarkan musik band-band indie tersebut di salah satu stasiun radio di Jakarta dan anda tahu apa yang saya lakukan saat mendengar cara mereka bermusik, saya berdecak kagum ckckckc, kata-kata GILA KEREN BANGET!!tak henti-hentinya terlontar dari mulut saya. Banyak band-band tersebut yang juga membawakan musik mereka dalam bahasa Inggris dan hasilnya apa?Dari beberapa yang pernah saya dengarkan saya berani jamin mereka bermain sekelas Kings of Convenience dan Interpol. Itulah sekilas keadaan umum pemusik indie negeri ini. Masih berminat menembus major label?  

Derai Air Mata

Itulah yang terjadi setelah saya menonton “Painted Veil” yang dibintangi oleh Naomi Watst (Kitty) dan Edward Norton (Walter Fane). Jujur awalnya saya memutuskan untuk menonton film ini karena saya suka dengan film berjudul “Fight Club” yang notabene dibintangi oleh Edward Norton. “Fight Club” juga bagus untuk ditonton meskipun film ini sedikit sadis. Karena seringnya saya menonton film yang sadis, saya dan kakak saya sampai bisa menemukan sisi konyol di film itu jadi meskipun film itu sadis namun kami masih bisa menertawakan beberapa bagian yang memang menurut kami konyol tapi belum tentu orang lain menganggap hal tersebut perlu untuk ditertawakan. Sampai-sampai pernah pada kelas Apresiasi Film, salah satu kelas wajib universitas yang saya pilih, kelas sedang menonton film tentang peperangan namun ada beberapa hal yang menurut saya konyol sehingga memaksa saya untuk senyum-senyum sendiri. Eh, setelah film berakhir dosen saya malah menyebut saya “penonton sadis berdarah dingin” karena saat film sadis tersebut saya masih sempat tersenyum. Hehehe...

Cukup info tentang saya, sekarang kita kembali ke topik pembicaraan. Inti dari “Painted Veil” adalah bagaimana seorang wanita menikah tanpa mencintai orang yang dinikahinya tersebut. Menurut saya film harus ditonton oleh semua orang yang saat ini sedang membangun hubungan dengan pasangan mereka. Lewat film ini kita bisa belajar bagaimana cinta selalu mau berkorban, memaafkan dan cinta harus diungkapkan. Kata kakak saya sih cinta seperti menanam tanaman butuh dipupuk, disiram dan terhindar dari hama. Cinta bukan mau-mau ga-ga terus ya sudah tapi cinta butuh chemistry. Mendengar hal tersebut saya sih hanya iya-iya saja. Ungkapan ini sebenarnya berasal dari pengalaman cintanya baru-baru ini. Pengalaman yang sedikit menyedihkan bagi saya. Kasian kakak saya cantik, cerdas, keren tapi cowok itu mau meninggalkannya demi suatu alasan yang bodoh. Dasar cowok bodoh!Huh! (my bigsis' pic)

Pada awalnya Kitty bertemu dengan Walter secara kebetulan namun ternyata orang tua mereka sudah merencanakan pernikahan mereka. Walter merupakan seorang ahli bakteriologi. Saat itu dia memutuskan untuk pergi ke Cina ke tengah wabah kolera yang sedang terjadi di sana. Latar film ini yaitu China pada tahun 1925. Kitty pun setuju untuk menikah dengan Walter bukan karena dia memang cinta tapi dia ingin berada jauh dari ibunya. Sesampainya di Cina, Kitty terlibat cinta dengan seorang pria bernama Charlie Townsend yang juga telah menikah. Perselingkuhan ini juga bukan murni kesalahan Kitty karena Walter sendiri adalah sebuah karakter yang kaku, dingin, dan sibuk dengan pekerjaannya sehingga Kitty seakan kurang mendapat perhatian darinya. Kembali lagi ke pokok permasalahan, hal tersebut bisa terjadi karena Kitty tidak mencintai Walter. Padahal kalau saja Kitty mau menilik lebih jauh Walter sebenarnya adalah orang yang baik dan penyayang. Sewaktu tiba di Cina, Kitty secara tidak langsung meminta ada piano. Pada adegan selanjutnya sebuah piano telah ada di rumah dan bukan itu saja pada saat Kitty berselingkuh di kamarnya sendiri, Walter sempat datang membawa hadiah. Sewaktu Kitty bertanya kenapa Walter tidak mendobrak saja pintu kamar Kitty waktu tahu Kitty berselingkuh. Walter manjawab mungkin dia terlalu gengsi untuk berjuang. Tuh kan bener terkadang cinta perlu diungkapkan.

Walter mendapat tugas ke pedalaman Cina untuk memerangi kolera. Saat itulah Walter mengatakan pada Kitty untuk ikut bersamanya atau saat itu juga dia melakukan gugatan perceraian dengan alasan Kitty telah berselingkuh dengan Charlie. Charlie adalah seorang pengusaha terkenal, dengan adanya berita ini pasti menimbulkan sebuah skandal. Saat ini adalah salah satu bukti cinta Walter. Walter mengatakan bahwa dia akan menceraikan Kitty jika Charlie juga menceraikan istrinya dan mau menikahi Kitty. Jika tidak maka Walter tidak akan menceraikan Kitty. Dalam hal ini Walter mengajarkan kita bagaimana cinta sesungguhnya adalah kala kita ikut bahagia saat orang yang kita cintai bahagia. Susah memang. Ternyata sewaktu Kitty berbicara dengan Charlie untuk menceraikan istrinya dan menikahi Kitty, Charlie tidak mau. Kitty pun ikut pergi ke pedalaman.

Sesampainya di pedalaman mereka berdua memiliki tetangga bernama Mr Waddington. Dia adalah seseorang yang menyadarkan Kitty untuk mulai mencintai Walter. Sampai di sini pun Walter dan Kitty belum pernah berhubungan intim. Walter bekerja sebagai peneliti untuk mencegah penyebaran kolera. Kitty merasa bosan dengan hidupnya dia merasa tidak berguna karena tidak memiliki kegiatan apalagi Walter seakan sibuk dengan pekerjaannya dan selalu menjawab dengan sinis setiap kali berbicara dengan Kitty. Namun meskipun begitu Walter tetap memperhatikan dan menyayangi wanita yang dicintainya itu. Ada satu adegan dimana Kitty memakan salad sayur kemudian Walter marah dan melarang Kitty memakannya karena sayur tersebut tidak di masak. Namun Kitty tetap memaksa untuk memakan salad sayur tersebut akhirnya Walter pun ikut memakan salad tersebut. Ya mungkin maksudnya biar kalau Kitty mati Walter bisa ikutan mati juga, sehidup semati gitu (satu hidup, satu mati hehe..). Akhirnya Kitty mendapatkan pekerjaan sosial di panti asuhan yang dikelola oleh para suster. Panti asuhan tersebut kantor Walter dalam meneliti.

Pada suatu malam mereka kehabisan wisky sehingga Walter pergi ke rumah Waddington. Kitty pun ikut kesana. Mr Waddington tinggal dengan seorang gadis Cina dan kemudian Kitty menanyakan asal-usul gadis tersebut. Saat pertemuan pertama mereka, gadis itu selalu mengikuti Waddington. Kitty pun heran kenapa gadis itu mengikuti Waddington, apa yang membuat dia seperti itu? Apa yang menarik dari Waddington? Kemudian Waddington bertanya pada gadis Cina itu kenapa dulu dia mengikuti dirinya. Gadis Cina itu menjawab dia jatuh cinta kepada Waddington karena Waddington orang yang baik. Kitty tertawa “bagaimana bisa mencintai seorang pria hanya karena dia baik?”. Kitty menganggap hal itu konyol.

Malam itu merupakan malam pertama Kitty dan Walter berhubungan intim. Beberapa hari kemudian Kitty dan Walter sering menghabiskan waktu bersama. Tidak diungkapkan secara langsung tapi penonton seperti diarahkan kepada maksud kalau seseorang bisa jatuh cinta hanya karena dia baik. Hal yang tadinya ditertawakan oleh Kitty terjadi pada dirinya sendiri. Kemudian Kitty hamil. Walter menanyakan pada Kitty sudah berapa lama dan Kitty menjawab sekitar 2 bulan. Jelas Walter bukanlah ayah dari si jabang bayi. Namun kemudian dia bertanya apakah Walter ayah dari bayi tersebut dan Kitty menjawab tidak tahu. Dengan baiknya Walter mengatakan bahwa siapapun ayah dari si bayi itu semua tidak penting. Secara implisit menggambarkan pada kita siapa pun ayah dari jabang bayi tersebut Walter tetap akan menyayangi bayi tersebut seperti dia menyayangi Kitty.

Kolera menyebar dari air yang dikonsumsi oleh warga. Kontaminasi ini terjadi karena kuburan para korban dekat dengan sungai. Walter pun mencari cara dengan menyalurkan air dari mata air ke desa dengan pipa yang terbuat dari bambu. Air diambil dengan baling-baling. Ide ini muncul saat Kitty membuat baling-baling dari kertas yang berputar ketika di tiup. Namun kemudian masalah timbul setelah desa tersebut bersih dari kolera. Desa sebelah yang terjangkit memasuki desa yang sudah bersih tadi kerena tidak ada tenaga medis yang menangani mereka. Hal tersebut sempat menimbulkan konflik. Penduduk desa sebelah tersebut ditampung dalam pengungsian. Walter pergi untuk merawat para pengungsi. Walter pun terjangkit kolera. Kitty pun pergi ke tempat pengungsian untuk merawat Walter. Akhirnya Walter pun meninggal. Menurut saya bagian tersebut adalah bagian yang tersedih. Saya sempat nangis sesenggukkan, kata kakak saya sih tangisan saya terlalu berlebihan walaupun dia juga ikut menangis. Tapi memang sedih, gila lu gimana ga.

Setelah Walter dikuburkan, adegan berikutnya adalah kepulangan Kitty ke Inggris dan diperlihatkan pemandangan Cina serta diiringi lagu yang melankolis menyayat hati. Kitty kembali ke London dan pada adegan berikutnya dia sudah melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Walter. Mereka ke toko bunga yang awalnya Kitty tidak menyukai bunga. Namun anaknya berpikiran sama dengan Walter bahwa bunga itu indah. Setelah keluar dari toko bunga mereka bertemu dengan Charlie. Charlie mengundang Kitty untuk makan siang atau minum kopi bersama namun dengan tegas Kitty menjawab tidak mau. Walter Jr pun bertanya siapakah pria itu dan Kitty menjawab dia bukan siapa-siapa (no one important).

A woman loved a man because of his virtue.

Monday, August 11, 2008

Awesome!

Itu kata pertama yang terlontar dari mulut gue. Kenapa?

Satu hal yang amat gue syukuri adalah dunia ini menyediakan banyak film2 bermutu untuk ditonton. Tidak sekadar ditonton, tapi dinikmati.

Hari ini gue menonton film berjudul "Wanted". Ga ada kata-kata yang bisa gue berikan selain ungkapan kalau film ini keren banget. Mulai dari jalan ceritanya sampai efek yang dibuat di sepanjang film selalu membuat decak kagum. Ckckckck...

Film ini bercerita tentang keberadaaan sebuah assassin fraternity yang berisi para pembunuh yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan manusia lain pada umumnya. Kemampuan itulah yang membuat mereka bisa direkrut menjadi anggota dalam fraternity tersebut. Film ini dibintangi oleh James Mc Avoy, Angelina Jolie dan Morgan Freeman. Wesley Gibson yang diperankan oleh James Mc Avoy yang merupakan seorang accounter (account manager) yang merasa bosan dan stress terhadap hidupnya selama ini. Memiliki seorang bos yang memperlakukan dia bagaikan budak dan seorang pacar yang berselingkuh dengan teman baiknya sendiri. Selama ini dia berpikir bahwa dia memiliki sebuah penyakit tapi sebenarnya itu karena darahnya berdetak lebih cepat dari kebanyakan orang dan adrenalinnya pun dipacu lebih banyak.

Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita bernama Fox yang dibintangi oleh Angelina Jolie. Intinya Wesley direkrut menjadi seorang anggota The Fraternity. Morgan Freeman berperan menjadi ketua dari The Fraternity yang mengatakan bahwa ayah Wesley baru saja dibunuh oleh mantan anggota The Fraternity bernama Cross. Lewat The Fraternity ini, Wesley bisa melakukan balas dendam kematian ayahnya.

Namun di penghujung cerita ternyata semua fakta tersebut adalah sebuah kebohongan yang membuat cerita ini berakhir di luar perkiraan. Tapi ada sedikit kekurangan, menurut saya pribadi, pada beberapa bagian ada gambar yang tidak jelas karena pergerakan film yang terlalu cepat. Jujur, hal ini sedikit mengganggu. Terlepas dari itu semua secara keseluruhan film ini keren.

Intinya, film ini masuk dalam list wajib tonton kalau memang anda senang dengan film bermutu. Kapan ya Indonesia bisa memproduksi film-film seperti ini?

Selama Ini Ngapain Aja?

Negara kita sedang rame-ramenya melakukan persiapan menyambut pesta demokrasi. Fenomena yang muncul adalah banyakya lowongan terbuka bagi semua warga negara Indonesia untuk mendaftar menjadi caleg partai-partai yang ikut dalam pemiliu 2009. Heran deh semua serba instan memang apa aja sih kerjaan partai-partai ini tahun-tahun kemarin. Bukan hanya jadi artis saja bisa instan, politisi juga. Sejatinya, kaderisasi partai-partai tersebut harus dibina dengan baik. Ada salah satu partai yang bahkan mengundang para petani untuk mendaftar menjadi caleg. Alasan mereka sih agar aspirasi para petani ini nantinya tersuarakan. Ya bukan bermaksud memarjinalkan para petani dan bukan berarti mereka tidak boleh dipilih. Sebagai warga negara Indonesia mereka punya hak kok untuk dipilih. Tapi apa tidak dipikirkan nasib mereka selanjutnya bisa jadi bulan-bulanan di parlemen kita? Belum lagi jika mereka sudah merasakan enaknya kursi DPR atau DPRD. Bukankah politik seharusnya dimulai dari bawah layaknya politik akar rumput. Dimana para politisi tersebut seharusnya mengerti seperti apa seharusnya dia bertindak menyuarakan aspirasi yang sesungguhnya. Seperti kata Bung Hatta menyelam untuk mengambil aspirasi yang tersumbat di bawah.