Monday, November 24, 2008

Untitled Part 2




Saat saya hanya bisa mengomentari keadaan para veteran kemerdekaan kita, pemuda/pemudi lainnya sudah mampu secara nyata menunjukkan kepedulian dan penghargaan mereka kepada para veteran. Seharusnya saya malu (I get a lesson to practice what I preach!).

Thursday, November 13, 2008

Untitled

Beberapa hari yang lalu saya terlibat perbincangan dengan kakak saya. Seperti biasa bila saya dan kakak saya kumpul maka yang terjadi adalah sebuah perbincangan yang tidak penting dan terkesan aimless conversation. Pembicaraan dibuka dengan membahas bahasa Indonesia yang memiliki padanan kata dengan bahasa Malaysia yang aneh tapi nyata. Seperti rumah sakit bersalin (Indonesia) sama dengan rumah sakit korban lelaki (Malaysia); tiarap (Indonesia) sama dengan bersetubuh dengan bumi (Malaysia) dan purnawirawan (Indonesia) sama dengan laskar-laskar tak berguna (Malaysia). Dan pecahlah tawa dia antara kami.

Lantas tawa pun hilang ketika saya membaca berita tentang para veteran kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Jombang menuntut hak mereka berupa tunjangan dana kehormatan. Hal yang membuat miris adalah mereka mengaku harus memberikan surat keterangan miskin untuk mendapatkan dana tunjangan tersebut dan tidak akan mendapatkan tunjangan tersebut jika sudah mendapat pensiun. Terlintas di benak saya adalah orang-orang lanjut usia, yang mungkin setua kakek saya, masih harus berjuang untuk mendapatkan hak mereka.

Apakah dengan berlalunya masa perjuangan kemerdekaan maka para veteran tersebut dianggap sebagai "laskar-laskar tak berguna" sampai-sampai hak mereka pun sulit untuk didapatkan??

Ataukah perjuangan yang mereka lakukan etisnya tidak mengandung pamrih di dalamnya??

Friday, November 7, 2008

Hidup dalam Penantian

Menunggu. Semua orang sedang menunggu. Itulah inti dari film besutan Steven Spielberg berjudul “The Terminal”. Sama seperti jawaban Tuhan atas banyak permohonan manusia: YA, TIDAK atau TUNGGU. Terkadang manusia termasuk saya tidak menyukai berada dalam keadaan menunggu. Penantian dalam ketidakpastian. Ketidakpastian adalah sebuah risiko yang akan dihindari oleh para risk averse mungkin juga saya. I cannot predict anything except unpredictability (George Soros, 1998). Selain "dalam keadaan menunggu" nilai yang menonjol lainnya adalah pertemanan yang kuat, rela berkorban dan ketulusan dalam mencintai seseorang. Film ini, seperti banyak film yang di bintangi oleh Tom Hanks yang sarat dengan pesan moral seperti “Green Mile”, “Forrest Gump”, “Castaway”, “Philadelphia”, ”Catch Me If You Can” dan lainnya yang mungkin terlewat saya sebutkan. Namun yang pasti adalah lewat banyak cerita yang ditawarkan oleh film-film diatas kita bisa belajar berbagai bentuk kehidupan yang mungkin berbeda dengan kehidupan yang sedang kita jalani sekarang.

Ya, seorang Tom Hanks yang saya tahu dari setiap filmnya yang saya tonton adalah seorang aktor yang luar biasa dalam bermain watak. Tom Hanks mungkin bisa menjadi penerus aktor-aktor seperti Anthony Hopkins ataupun Jack Nicholson yang masuk dalam jejeran aktor kawakan pemain watak. Wajar saja jika Tom Hanks selalu bermain dalam film-film berkualitas bukan saja karena pendukung film seperti sutradara, para kru ataupun inti ceritanya yang memang bagus tapi juga karena kemampuan Tom Hanks tidak perlu diragukan lagi dalam membangun sebuah cerita lewat lakon yang diperaninya.

“The Terminal” tidak jauh berbeda dengan “Green Mile”, salah satu film favorit saya sepanjang waktu, sanggup membuat saya menangis. Film yang dikemas dengan sangat apik yang menyentuh sisi kemanusiaan. Tidak terlalu sulit untuk membuat para penonton seperti saya menitikkan air mata.

Setelah saya menonton film ini saya berkata pada diri saya sendiri bahwa belajarlah untuk sabar menunggu. Namun sebagai manusia saya akan selalu bertanya sampai kapan saya harus menunggu??
Dan muncullah jawaban: sampai saatnya tiba karena semua indah pada waktunya.

Thursday, November 6, 2008

Quote of The Day

"Smart women love smart men more than smart men love smart women" - Natalie Portman.

Monday, November 3, 2008

Sadarkan Mereka...

UTS telah usai, satu beban terlepas sudah. Senang rasanya. Seperti biasa saya pulang ke rumah menjelang akhir pekan. Tanpa sengaja dalam perjalanan pulang saya bertemu dengan seseorang yang sekarang sedang menyusun thesis pada program pascasarjana FEUI. Dia bekerja di Departemen Perdagangan. Dia masuk dalam kelas khusus yang semua murid terdiri dari para pegawai departemen perdagangan sekitar 40 orang belum lagi sekitar 23 orang yang berada di program MPKP. Ya benar, semua biaya sekolah para pegawai ini ditanggung oleh Departemen Perdagangan. Berikut tunjangan yang mereka dapatkan:
1. Semua biaya kuliah selama 1,5 tahun (program khusus yang dipadatkan) ditanggung oleh Departemen Perdagangan.
2. Adanya uang saku sebesar nilai gaji satu bulan yang diberikan tiap bulan.
3. Buku gratis, bahkan sempat seorang suami istri kenalannya menjual buku-buku tersebut seharga Rp 400.000/buku karena sang istri cukup menggunakan buku bekas suaminya.
4. Adanya uang saku tambahan bagi mereka yang sedang menyusun thesis karena mereka membutuhkan dana untuk membeli data dan membiayai keperluan thesis lainnya.
5. Belum lagi rencana Departemen Perdagangan yang akan menyekolahkan mereka hingga S3 karena para atasan di departemen banyak yang akan pensiun. Merekalah yang nantinya harus menggantikan jabatan-jabatan kosong tersebut.
6. Yang lebih membuat heran lagi adalah mereka tetap menerima gaji mereka tiap bulan meskipun mereka tidak bekerja.

Gambaran diatas membuat saya berkata dalam hati, “No wonder kalau masih banyak orang berduyun-duyun ingin menjadi PNS bekerja di pemerintahan.” Terlalu banyak biaya yang harus ditanggung oleh negara ini hanya untuk membiayai pegawai yang sebegitu banyaknya. Belum lagi para pegawai yang mendapat beasiswa sekolah hingga S3 terlebih yang melanjutkannya ke luar negeri. Biaya ini baru dari biaya beasiswa belum lagi menggaji dan memberi tunjangan para pegawai yang tidak produktif di tiap kantor kepemerintahan. Bahkan kenalan baru saya pun menyadari bahwa setelah dia lulus dia harus memberikan kontribusi yang signifikan bagi negara ini. Saya harap juga begitu. Mudah-mudahan mereka tidak lupa akan hal itu.

Tanpa malu-malu kenalan baru saya ini berkata bahwa dia sering menerima uang senilai kurang lebih Rp 1.000.000 hanya untuk proses tanda tangan. Dengan polosnya dia berkata, “Itukan bukan makan gaji buta, namanya juga berkat, masa mau ditolak!” MENURUT LO? Lu sekarang dapat gaji tanpa bekerja aja udah makan gaji buta. Please!!!

Saya menceritakan hal ini kepada keluarga saya lantas ayah saya memberikan komentar salah satunya berkata demikian, “Ada tiga syarat utama yang seharusnya dipenuhi seseorang saat bekerja di pemerintahan:
1. Jujur
2. Pintar
3. Loyal
namun mayoritas para pegawai kita hanya memiliki 2 dari syarat itu. Apabila dia jujur dan pintar pasti tidak betah bekerja di pemerintahan kita (tidak loyal) dan akhirnya dia memilih untuk keluar dari pekerjaan karena situasi kerja yang sering tidak sesuai dengan idealismenya. Jika dia pintar dan loyal pasti tidak jujur karena kemungkinan semua yang dia lakukan untuk kemakmuran dirinya semata. Kondisi yang ketiga yaitu apabila loyal dan jujur maka dia akan dianggap bodoh.”

Ada benarnya juga sih.

Friday, October 24, 2008

Usaha Menjaring Angin...

Kalau ada sebuah film berjudul “Sweet November”, maka saya akan mengubahnya menjadi “Sweet October”. Ya benar, bulan ini adalah bulan menyenangkan buat saya. Saya tidak tahu karena alasan apa bulan ini terasa begitu manis. Bulan ini juga bukan bulan ulang tahun saya namun setiap hari saya semakin merasa dipenuhi sukacita yang dunia tidak sanggup beri ke saya.
Setiap hari meskipun dipenuhi dengan berbagai rutinitas yang kata orang membosankan tapi entah mengapa sukacita itu selalu meliputi hidup saya hari-hari ini. Saya semakin mensyukuri semua yang terjadi dalam hidup saya. Tidak ada hidup yang lebih bahagia dari hidup yang berserah pada Tuhan. Hidup terasa lebih ringan karena tahu bahwa hidup saya berada dalam tangan Tuhan. Saya mengamini bahwa rancangan Tuhan jauh melebihi rancangan saya. Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan bukan malapetaka. Bahkan Tuhan sudah merancangkan hidup saya jauh sebelum saya ada di dunia ini. Dia menenun saya sewaktu saya masih ada di kandungan ibu saya. Semua yang terjadi dalam hidup saya bukanlah sebuah kebetulan. Saya menyadari bahwa saya hanyalah sebuah ciptaan yang sudah seharusnya taat kepada sang pencipta saya karena oleh Dia saya ada sampai saat ini. Tujuan sesuatu diciptakan hanya dapat kita ketahui dari sang penciptanya. Maka biarlah kehendak Tuhan yang berlaku dalam hidup saya.
Segala sesuatu yang dilakukan manusia seperti usaha menjaring angin. Kebijaksanaan, kekayaan dan kekuatan hanyalah sesuatu yang sia-sia apabila kita tidak mengenal Tuhan dengan benar. Jangan orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Tuhan, Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi. Berapa lama pun saya diberi kesempatan untuk hidup tidak akan ada cukup waktu untuk dapat menyelami pengetahuan tentang Tuhan dengan benar. Allah adalah Tuhan yang tidak terbatas dan manusia adalah mahkluk yang terbatas. Rasionalitas yang dimiliki manusia tidak cukup memahami sepenuhnya konsep tentang Allah. Harus Roh Allah sendiri yang mengerjakannya untuk kita sehingga kita dimampukan untuk dapat mengerti Allah dengan benar. Hal yang terpenting adalah kita mau membuka hati kita untuk percaya kalau tidak maka sia-sialah kabar sukacita tersebut. Seperti mutiara di antara babi-babi. Tapi saya percaya tidak ada yang sia-sia apabila Tuhan memang berkehendak untuk membuka hati seseorang karena kuasa yang dimiliki-Nya. Segala kemurahan yang dilimpahkan Tuhan pada kita bukan karena kita baik atau menuruti segala hukum taurat tapi semua itu boleh berlaku dalam hidup kita hanya semata-mata karena anugrah Tuhan.
Selama kita hidup kita harus sama-sama belajar untuk menyadari bahwa Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Kita mengasihi orang lain karena menyadari Allah sudah lebih dulu mengasihi kita. Allah telah memberikan kasih terbesar kepada semua orang yaitu keselamatan tinggal bagaimana cara kita merespon kasih Allah tersebut. Iman merupakan free will. Kebebasan Allah berikan pada kita untuk kita mau mengimani semua itu atau tidak. Karena Allah mau umat-Nya menyembah Dia dengan ketulusan hati dan bukan karena sebuah kewajiban yang malah menjadi keterpaksaan.

There is a place high in my mind
Where lofty thought ideals fly high
But in that place Lord, You must reign
And I must cease to think I’m wise

Sunday, October 19, 2008

Fireflies in The Garden...

Salah satu kekuatan yang menonjol di film ini adalah kontinuitas. Kontinuitas menurut para kritikus film memang menjadi salah satu ciri dari banyak film Hollywood dan Anda bisa melihat jelas fakta tersebut dalam film ini. Film ini bergenre keluarga dengan masalah dan intrik yang kerap terjadi dalam kehidupan sebuah keluarga. Bintang yang ikut berperan dalam film ini antara lain Julia Roberts, Ryan Reynolds, Wilem Defoe dan Hayden Panettiere.

Hal lain yang menarik dalam film ini adalah kesederhanaan alur cerita namun penuh dengan detail. Terlihat bahwa keseriuasan si pembuat film dalam menghasilkan setiap detail dalam film ini. Bahkan saya tidak habis pikir bisa ya si pembuat film menjadikan sebuah ide cerita yang sangat sederhana menjadi lebih berwarna. Inti cerita film ini adalah bagaimana sebuah keluarga mulai menata kembali hidup mereka setelah kematian seorang yang mereka cintai yaitu Lisa (Julia Roberts) akibat kecelakaan mobil. Bagaimana Michael (Ryan Reynolds) belajar untuk memaafkan ayahnya sendiri (Wilem Defoe) yang dahulu jahat dan menyebalkan.
Nampaknya para pembuat film di Indonesia harus memikirkan ulang film-film yang akan mereka buat. Layar lebar kita beberapa waktu lalu dipenuhi oleh cerita horor dan komedi nakal. Dan saya rasa, para konsumen sudah merasa bosan dengan film Indonesia yang itu-itu saja. Kemunculan Laskar Pelangi di layar lebar pun menjadi semacam angin segar bagi para pecinta film di Indonesia. Kesuksesan film ini karena keseluruhan isi cerita yang memang bagus penuh pesan moral ditambah sudah terbentuknya penggemar novel Laskar Pelangi yang menjadi bestseller.

My Blueberry Nights...

Di awal film semua terasa biasa dengan cerita yang sedikit membosankan. Sampai pada bagian dimana Jeremy (Jude Law) mengungkapkan kepada Lizzie (Norah Jones) kisah mengapa pai blueberry selalu tidak laku. Pada waktu mencoba pai tersebut Lizzie merasa bahwa painya enak tapi mengapa tidak ada orang yang membelinya. Dengan bijak Jeremy menjawab bahwa tidak ada yang salah dengan pai blueberry itu tapi orang-orang saja yang memutuskan untuk tidak memilih pai bluberry tersebut. Hmmm, kalimat itu terasa biasa tapi setelah membaca ulasan film ini di Kompas ternyata pai blueberry itu diibaratkan dengan kehidupan percintaan dimana tidak ada seorang pun yang mau memilihnya menjadi kekasih. Sedih memang!
Film sederhana ini ternyata mengandung banyak pelajaran kehidupan. Mulai dari kisah Lizzie yang patah hati dan berusaha melupakan mantan pacarnya. Jeremy pemilik kafe yang selalu baik, perhatian, ramah dan menyenangkan. Jude Law bisa memerankan tokoh yang berbeda di film ini. Di benak saya sosok Jude Law selalu identik dengan tokoh yang arogan, dingin, merasa diri rupawan tapi semua itu tidak berlaku di film ini. Sampai pada kisah Arnie Copeland seorang polisi yang setia bahkan sampai terobsesi dengan mantan istrinya Sue Lynne (Rachel Weisz) yang beda umurnya terbilang jauh. Kisah terakhir yaitu pertemuan Lizzie dengan Leslie (Natalie Portman), seorang pemain poker yang mengaku bisa membaca apa yang ada di benak orang lain dan tidak mudah percaya pada orang lain. Lewat rangkaian peristiwa pertemuan Lizzie dengan tokoh-tokoh tersebut, Lizzie tidak hanya menemukan makna hidup tapi juga cinta.

It’s not that hard to cross the street after all. It depends on who’s waiting for you on the other side.

Sunday, October 12, 2008

Jatuh Cinta Lagi...

Daniel Powter yang selalu bisa membuat saya jatuh cinta (Hmmm... enaknya jatuh cinta hahaha..) Bagaimana tidak?! Semua lagu yang pernah dia buat selalu dengan nada-nada yang manis dan mudah didengar. Belum lagi setiap dentingan tuts piano ala Daniel Powter yang kata anak zaman sekarang sih, “Daniel Powter banget gitu”. Masih ingat album lalu yaitu album pertama Daniel Powter berjudul Daniel Powter yang sempat tenar dengan hit singlenya “Bad Day”, dari lagu itulah saya mengenal musik Daniel Powter yang sederhana tapi di lain pihak kaya akan rasa baru namun tetap dengan prinsip enak didengar. Beberapa fakta tentang Daniel Powter yang pada waktu masih anak-anak mengaku tidak bisa membaca not balok ternyata tidak sekalipun menyebutkan kata love dalam semua lagu di album pertamanya. Bisa ya, padahal ada lagu-lagu tentang kisah cinta tapi Daniel Powter bisa mengganti kata love dengan kata lain yang tentu saja mendeskripsikan hal yang sama yaitu cinta. Sampai-sampai dia harus menerima tantangan pasar untuk menciptakan lagu yang memuat kata love. Beberapa bulan berikutnya Daniel Powter mengeluarkan repackaged album Daniel Powter dengan tambahan lagu “Love You Lately”. Barulah ada kata love dalam albumnya. Single terbaru Daniel Powter yang sudah saya dengar kalau tidak salah judulnya “Next Plane Home”. Lagu Daniel Powter ala Amerika banget...

Anak Menteng Mengubah Amerika

Saya sebagai orang Indonesia merasa malu dan miris setiap kali membaca ungkapan ini. Televisi lebih spesifik saluran televisi swasta yang memaksa saya membaca dan mendengarkan ungkapan tersebut setiap kali mereka memperbincangkan calon presiden Amerika dari kubu Demokrat ini yaitu Barack Obama.
Indonesia, bangsa yang terus mencari eksistensi negeri dengan mengaitkan dirinya dengan nama besar tertentu, padahal bangsa ini tidak turut ambil bagian dalam memperbesar nama tersebut. Apalah arti tinggal kurang lebih 2 tahun di Menteng pada kontribusi berpolitik Barack Obama? Belum lagi saat tinggal di Menteng Barack Obama pun masih berusia sangat muda. Betapa hal ini menurut saya menunjukkan sikap minder Indonesia akan pandangan dunia terhadap dirinya. Inilah bangsa kita, bangsa yang mudah berbangga diri. Bangsa yang belum mampu menciptakan kebanggaannya sendiri sampai harus menumpang ketenaran orang lain.

Friday, September 26, 2008

Curhatan Pertama..

Mungkin ini curhatan pertama yang saya publikasikan di blog. Sebenarnya curhatan sejenis ini hanya saya tulis di folder “Skeletons in My Closet” saya saja. Tidak sampai diketahui oleh orang lain. Kepenatan yang melanda saya saat ini sudah tidak dapat saya bendung lagi hingga butuh media untuk mempublikasikan apa yang sekarang saya rasakan. Meskipun feedback yang saya harapkan belum tentu saya dapatkan.

Mungkin curhatan ini tidak sepenat yang anda bayangkan tapi jujur karena panjang waktu yang harus saya lalui untuk menanggung beban ini membuat saya merasa lelah. Sama saja seperti ketika anda mengangkat tangan anda ke atas selama satu jam saja. Hal tersebut merupakan kegiatan yang sederhana dan mudah. Bukan beban yang membuat anda merasa lelah tapi lama waktu yang membuat anda terpaksa menyerah.

Sudah dua orang yang saya kenal membicarakan hal yang sama yaitu masalah ‘ngejomblo’. Topik ini mulai saya sadari keberadaannya bermula dari pesan singkat atasan saya di organisasi yang saya masuki. Dia berkata bahwa jangan sampai saya terlalu lama sendirian nanti bisa kesepian. Ditambah lagi dengan pembicaraan via telepon antara saya dengan salah satu senior saya di kampus. Dia mengatakan bahwa kehidupan seseorang yang ‘ngejomblo’ sejak lahir pada hakikatnya adalah sebuah kehidupan yang terlalu datar untuk dijalani. Dua pesan dengan topik yang sama menjadi sebuah wake-up call bagi saya. Apa memang benar kehidupan yang saya jalani akhir-akhir terasa lebih penat karena alasan ini?

Sebelum pembicaraan tersebut ada, saya menganggap kehidupan saya baik-baik saja. Tidak ada yang aneh dan salah dengan kehidupan yang saya jalani. Tapi entah mengapa setelah dua orang yang berbeda membicarakan hal yang sama pada waktu yang tidak berselang lama membuat saya memikirkan ulang apakah benar hidup saya ini baik-baik saja?
Di saat semua teman saya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, memaksa saya untuk mengiyakan pendapat kedua senior saya tadi. Kehidupan yang sedikit kesepian dan datar untuk dijalani. Inti dari kepenatan ini mungkin hanyalah terletak pada ketersediaan seseorang untuk menjadi teman berbagi cerita. Di saat para pria memiliki masalah dan mereka membutuhkan sebuah solusi untuk permasalahan yang mereka hadapi, seorang wanita hanya butuh seseorang untuk mendengarkan masalahnya dan menenangkan dirinya tanpa harus memberikan sebuah solusi dari masalah tersebut. Sebuah perbedaan yang cukup signifikan antara seorang pria dan wanita.
Percakapan untuk berbagi cerita sering menimbulkan masalah tersendiri bagi saya terlebih lagi jika saya diperhadapkan dengan tipe orang yang suka memonopoli pembicaraan. Jujur saya tipe orang yang lebih senang menjadi seorang pendengar. Entah mengapa saat ini lakon seorang pendengar lebih sering saya perankan. Seperti ungkapan La Rouchefoucauld, “Alam memberi kita sebuah lidah, akan tetapi memberi kita dua telinga, agar supaya kita dua kali lebih banyak mendengar daripada berbicara”. Tapi ada kalanya kita harus bisa mengatakan apa yang perlu kita katakan. Seperti potongan lirik lagu “Say” milik John Mayer berikut ini, “...You better know that in the end it’s better to say to much than to never to say what you need to say again...”

Sangka orang-orang yang gemar memonopoli pembicaraan adalah dengan banyaknya celoteh dan keluhan yang mereka utarakan tentang diri mereka membuat mereka berhasil mendapatkan perhatian. Awalnya pendekatan yang mereka lakukan ini berhasil namun yang perlu diingat adalah setiap orang punya batas ambang kesabaran tidak terkecuali saya. Saya merasa bosan dan terkadang sedih saat pribadi saya diperlakukan sebagai seorang pendengar yang hanya punya hak untuk mendengarkan dan mengomentari apa yang mereka katakan tanpa punya kesempatan untuk membicarakan cerita versi saya. Mungkin cerita dari saya tidak menarik bagi mereka tapi yang perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kebutuhan untuk mendapatkan sebuah perhatian setidaknya dengan memberikan kesempatan untuk bercerita. Saya tidak menuntut banyak, hanya sebuah kesempatan untuk bercerita. Itu saja.
Mungkin ini juga menjadi sebuah pertanda tambahan bahwa saya harus mulai mengenal seseorang yang istimewa di luar sana yang bersedia untuk mendengarkan cerita saya. Dengan syarat, saya terlebih dahulu harus mendengarkan dan mungkin memberikan solusi dari cerita yang dibagikan pada saya. Itu adalah golden rule. Jadi permasalahannya bukan terletak pada status ‘ngejomblo’ tapi pada cara saya menjalani status tersebut.
My life was neither miserable nor pathetic. Who knows what could happen, I’ll do what I have to do and keep on laughing! And I’m going to live today like it’s my last day.
...So don't wait for someone to tell you it's too late
Cause these are the best days
There's always something tomorrow
So I say let's make the best of it
So don't wait cause no one can tell you it's too late
Cause these are the best days...
“Best Days” –Graham Colton


Fenomena Lagu Daur Ulang

Fenomena yang sering menjadi tren di dunia musik adalah pendaurulangan sebuah lagu. Dulu mungkin kita sering mendengarkan lagu-lagu lama dinyanyikan ulang oleh artis baru namun dengan cara yang berbeda tujuannya adalah untuk menarik para pendengar. Namun sekarang entah mengapa lagu-lagu yang baru “ngebooming” sudah dinyanyikan ulang oleh artis lainnya. Contohnya Westlife yang memang terkenal dengan hobi mereka mendaur ulang sebuah lagu, menyanyikan ulang lagu You Raise Me Up yang dipopulerkan oleh Josh Groban notabene lagu ini juga lagu lama yang dinyanyikan ulang oleh Josh groban namun menjadi hit dan lagu Home milik Michael Buble. Sayangnya, lagu-lagu tersebut dibawakan ulang dengan style yang tidak jauh berbeda dari versi aslinya.

Anda kenal Rihanna? Tentu dengan lagu Umbrellanya yang diperdengarkan di akhir 2007 dan awal tahun 2008. Lagu itu pun tidak ketinggalan didaur ulang oleh Marie Digby dengan versi akustiknya. Lagu Rihanna berjudul Don’t Stop The Music pun dibawakan ulang dengan style soul. Lagu Leona Lewis yang berjudul Bleeding in Love tak ketinggalan dinyanyikan ulang padahal lagu ini tergolong baru. Duffy seorang penyanyi pendatang baru dari Inggris mengeluarkan single pertama berjudul Mercy dan di daur ulang juga oleh band yang juga tergolong baru di dunia musik Amerika yaitu One Republic.

Rupanya pihak-pihak tersebut mencari peruntungan dari lagu-lagu yang sempat menjadi hit di banyak tangga lagu. Lagu-lagu tersebut dibawakan dengan versi yang benar-benar baru tapi ada juga yang serupa dengan yang terdahulu. Berharap keberuntungan dan ketenaran itu juga menghampiri mereka.

Thursday, September 25, 2008

Lyrics of The Day...

Well you done done me and you bet that I felt it
I tried to be chill but you're so hot that I melted
...
Before the cool done run out
I'll be giving it my bestest
Nothing's gonna stop but divine intervention
I reckon it's again my turn to win some or learn some
"I'm Yours" -Jason Mraz


Yeah, there's a chance that I've fallen quite hard over you
I've seen the paths that your eyes wander down
I wanna come to..
I think that possibly, maybe I'm falling for you.
"Falling in Love at a Coffee Shop" -Landon Pigg


No hope, no love, no glory
No happy ending
This is the way that we love
Like it's forever
Then live the rest of our life
But not together
"Happy Ending" -Mika


...when all you got to keep it strong
Move along, move along like you know you do
And even when your hope is gone
Move along, move along just to make it through
"Move Along" -The All American Rejects

Wednesday, September 24, 2008

Dimana Kau Kebenaran?

Mungkin banyak orang di dunia saat ini menanyakan hal yang sama dengan apa yang terlebih dahulu telah dipertanyakan oleh Socrates. Tidak ada hal yang baru di bawah langit ini. Apakah bisa dibenarkan apabila seseorang mendapatkan keuntungan dari kesusahan yang dilakukan orang lain? Mendapatkan keuntungan dengan menarik orang sebanyak mungkin menjadi cabang pohon keuntungan. Saya jadi teringat ungkapan yang mengatakan bahwa there is no fast money in the world. Apakah orang-orang dengan idealisme mencari penghidupan dengan cara konvensional pada akhirnya akan punah? Ataukah idealisme mereka harus dilunturkan untuk mendapatkan penghidupan?

Friday, September 5, 2008

Ciamik dan Unik

Adhitia Sofyan. Bisa dikatakan Adhitia Sofyan termasuk dalam kategori seorang musisi yang meskipun tidak menghabiskan seluruh waktunya di dunia musik. Dia menyebut dirinya sebagai “musisi kantoran” (seorang musisi yang juga kerja di kantor). Dia mengaku mulai belajar musik sejak umur 14 tahun. Darah seninya diturunkan dari sang ibu yang juga menjadi pengajar di Yayasan Musik Indonesia.

Sejak pertama kali saya mendengarkan single yang dipopulerkan oleh Adhitia, jujur saya langsung jatuh hati. Permainan musiknya begitu manis, ciamik dan unik. Lagu pertama yang saya dengar lewat salah satu stasiun radio, berjudul “Adelaide’s Sky”. Saya langsung terpukau dengan setiap petikan gitar akustiknya. Jarang ada jenis musik seperti ini di mainstream musik Indonesia khususnya untuk saat ini. Mungkin karena pasar belum menginginkan jenis musik macam ini. Tak ayal para musisi yang ingin memasuki major label pun enggan mengambil risiko.
Menurut pendapat saya, setiap kali mendengar Adhitia memainkan lagu-lagunya saya seperti mendengar jenis musik yang dimainkan oleh John Mayer, Jack Johnson, Landon Pigg ataupun Kings of Convenience yang kental dengan petikan gitar akustik. Karena tidak dikejar target materi dan hanya ingin agar musiknya didengar oleh orang lain, Adhitia memilih untuk menjauh dari mainstream musik Indonesia dan bermain musik sesuai kata hatinya.

Tidak hanya “Adelaide’s Sky”, ternyata lagu “Memilihmu” juga tergolong unik bahkan mulai dari lirik. Lihat saja potongan lirik lagu tersebut berikut ini:
Memilihmu penuh kesiapan dan mental
Bagai memilih masuk ke sekolah unggulan
Memilihmu bisa makan waktu yang panjang
Satpam depan suruh aku ambil nomor tunggu
Aku tak pernah jadi murid yang terpandai
Menunggu lama s’lalu membuatku bosan
Dan bawa pergi mimpiku berlalu

Satu hal lagi yang saya sukai adalah dia sempat memainkan jingle Putuss (salah satu acara di Pramborsfm) dengan gaya bermusiknya sendiri yang membuat jingle tersebut terdengar sangat manis. Sampai saat ini bisa dikatakan jingle Putuss favorit saya adalah ya versi Adhitia Sofyan.

Friday, August 29, 2008

Nuklir untuk Kemanusiaan?

Isu rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah lama mengundang pro dan kontra dari banyak pihak. Ide pembangunan PLTN sebenarnya telah lama dirancang oleh pemerintah bahkan sejak zaman Presiden Soekarno. Pada masa itu telah ada penelitian yang dilakukan untuk membangun PLTN. Namun pada saat harga minyak dunia melonjak naik, banyak negara-negara di dunia tidak terkecuali Indonesia mulai mencari energi lain selain minyak bumi atau batubara untuk memenuhi kebutuhan energi negara mereka. Lantas nuklir menjadi salah satu alternatif yang dicetuskan oleh pemerintah kita. Rupanya energi terbarukan seperti sinar matahari, angin, dan air yang cukup melimpah di Indonesia belum lagi biomassa dan panas bumi dianggap belum mampu menghasilkan energi dalam jumlah besar. Masalah lingkungan pun sekarang harus dihadapi akibat penggunaan batubara.

PLTN dihasilkan dari reaktor nuklir pengayaan uranium. Untuk memproduksi listrik 2.000 MW, misalnya, hanya dibutuhkan uranium dengan berat sekitar 2 kg, dan dalam siklus penggunaan yang panjang, yaitu 1,5 tahun (Khairul Handono, Bisnis Indonesia). Ektremnya 1 gram uranium dipercaya dapat menyalakan televisi yang kira-kira menghabiskan 100 watt selama 7 tahun. Siapa pula yang mau melihat televisi terus-menerus selama 7 tahun?

Jika melihat kesuksesan negara-negara yang menggunakan PLTN untuk memenuhi kebutuhan energinya seperti Amerika, Jepang, Australia, Korea Selatan bahkan Korea Utara nampaknya Indonesia pun ingin mencoba dan mengalami hal yang sama. Tidak hanya Indonesia yang tergiur akan penggunaan uranium ini tapi juga Cina sudah mulai menggiatkan pembangunan PLTN mereka. Karena selain mendapatkan energi, pemanfaatan reaktor nuklir dimanfaatkan untuk mengurangi udara kotor negara mereka. Batu bara ini pula yang telah mengotori udara di Cina. Pantaslah jika 16 dari 20 kota terpopulasi dunia berada di Cina. Negara ini pun mulai melakukan kerjasama dengan Australia dalam pemenuhan kebutuhan uranium.

Australia merupakan negara penghasil uranium terbesar. Tercatat kontribusi negara benua ini dalam produksi uranium sekitar 40% dari total produksi uranium dunia. Dalam bukunya yang berjudul Asia Future Shock, Michael Backman juga meramalkan bahwa Asia akan menjadi rumah bagi setengah reaktor nuklir dunia. Jadi jika nuklir mulai naik daun maka posisi strategis negara-negara dunia Arab yang menguasai minyak bumi akan berpindah kepada negara-negara penghasil uranium yang notabene mayoritas adalah negara-negara Barat. Sebenarnya Indonesia juga memiliki sumber daya ini namun belum secara total digarap. Jangan sampai uranium ini memiliki nasib yang sama dengan emas kita di Papua.

Selain melihat sisi keberhasilan PLTN, kita juga harus menilik lagi apakah nuklir cocok dengan alam Indonesia. PLTN ini rencananya akan dibangun di Pulau Jawa. Sempat tercetus PLTN akan dibangun di Semenanjung Muria dan daerah Lemahabang. Pulau Jawa merupakan pulau dengan populasi terbanyak di Indonesia yang pastinya membutuhkan energi yang lebih besar daripada pulau lainnya. Namun yang menjadi masalah adalah Pulau Jawa rawan dengan bencana alam seperti gempa bumi yang diyakini dapat menyebabkan radiasi. Kita pasti belum lupa peristiwa kebocoran radioaktif reaktor bertenaga nuklir di pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kashiwasaki-Kariwa akibat gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter. Meskipun mungkin di letakkan di daerah yang jauh dari gunung berapi yang masih aktif sekalipun, perlu diingat bahwa Indonesia merupakan tempat bertemunya 3 lempeng dunia yaitu Indoaustralia, Eurasia dan Pasifik yang sanggup menggoncangkan Indonesia saat mereka bertabrakkan. Biaya pun akan lebih banyak jika PLTN dibangun di luar Pulau Jawa karena harus menyalurkan listrik ke Pulau Jawa.

Walaupun pemerintah Indonesia sudah meyakinkan warga negaranya bahkan proyek pembangunan ini aman namun saya pribadi pun masih ragu Indonesia sudah siap dengan PLTN. Penyelewengan masih akan terjadi. Masalah tidak hanya pada penguasaan teknologi namun kita tahu korupsi (mentally disorder) sudah mendarah daging. Seperti ungkapan Georges Pompidou:
Negarawan adalah politisi yang menempatkan dirinya dalam pelayanan kepada bangsa sedangkan politisi adalah negarawan yang menempatkan bangsa dalam pelayanan kepada dirinya”.
Lewat penjelasan tersebut kita bisa memilih apakah wakil rakyat kita “terhormat” merupakan negarawan atau politisi. Penyelewengan yang sering terjadi salah satunya dapat berupa penggelembungan biaya yang dilakukan namun barang yang didapat kualitasnya berada jauh di bawah biaya yang harus dikeluarkan. Pengoperasian PLTN berkaitan langsung dengan nyawa banyak orang. Pemerintah harus ingat itu!

Korea Utara pun menggunakan PLTN untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Penggunaan PLTN di Korut mungkin juga karena didukung oleh pemerintahan yang otoriter dan militeris. Ternyata pengoperasian reaktor nuklir bagi pemenuhan energi negara ini belum sepenuhnya sukses. Power tends to corrupt but absolute power tends to corrupt absolutely. Itulah yang terjadi di Korut. Jika dilakukan pemindaian pada malam hari akan terlihat perbedaan yang cukup besar antara Korsel yang terang benderang dan Korut tergolong yang gelap jika dibandingkan dengan Korsel. Mungkin hanya kota Pyongyang yang sepenuhnya bisa menikmati malam dengan listrik. Rupanya keberadaan PLTN pun belum mampu memenuhi kebutuhan warga Korut akan listrik.

Masih ada kemungkinan ancaman lain yang bisa saja terjadi yaitu ancaman invasi dari negara yang mengaku adikuasa yang berlaku layaknya polisi dunia menyerang sebuah negara karena alasan pengayaan uranium tersebut digunakan untuk keperluan militer. Apakah Indonesia bisa menyakinkan “polisi dunia” tersebut bahwa tujuan pengayaan uranium ini adalah untuk kemanusiaan? Ataukah alasan reaktor nuklir bagi pemenuhan energi negara ini hanyalah sebuah rekayasa untuk menciptakan ladang baru guna mengeruk uang dan memperkaya segelintir orang yang berkuasa?

Monday, August 18, 2008

What I want to be in the future...

Sering saya bertanya pada diri saya sendiri, mau jadi apa saya nanti? Sudah sejak lama ayah saya menanyakan hal yang serupa. Beliau menyarankan bahwa mulai sekarang pikirkan baik-baik hendak jadi apa di masa depan. Menurut beliau untuk menjadi orang yang berhasil sebenarnya mudah. Pekerjaan apa saja akan menghasilkan keberhasilan bila dikerjakan dengan fokus. Cara ini sebenarnya telah beliau pikirkan jauh sebelum saya memasuki bangku perkuliahan. Sewaktu penjurusan SMA saya mendapat jurusan IPA namun ayah saya menyarankan untuk mengambil jurusan sosial. Menurut beliau lebih baik jago di sosial daripada setengah-setengah di IPA hal ini menghindari jack of all trade, master of none. Lantas saya mulai mencari-cari keinginan saya sebenarnya itu apa.

Tujuan hidup harus ditetapkan mulai dari sekarang. Tujuan tersebut memberikan arahan mau dibawa kemana karier saya kelak. Saat ini mimpi pekerjaan ideal menurut saya adalah menjadi seorang analis di salah satu kantor konsultan manajemen terkenal. Namun sebenarnya saya memiliki mimpi yang lain yaitu ingin membuka restoran di luar negeri. Usaha restoran sebenarnya bukan hal yang asing karena ayah saya sudah memulai bidang ini terlebih dahulu. Namun entah kenapa usaha tersebut kurang berhasil. Padahal menu makanan yang kami tawaran bercita rasa tinggi. Bukan bermaksud menyombong namun memang seperti itu kenyataannya. Menu andalan yang akan saya tawarkan di restoran saya kelak adalah sate ayam kampung. Bagi saya resep makanan ini merupakan warisan budaya yang hendak saya lestarikan dan perkenalkan pada dunia.

Hidup penuh pilihan dan bagi saya hidup adalah menjalani konsekuensi dari setiap pilihan. Melalui pilihan saya membangun sebuah tujuan. Tujuan membangkitkan harapan. Dan harapan memberikan semangat untuk menjalani kehidupan. Harapan bagi saya tidak hanya datang dari sebuah tujuan hidup tetapi juga karena kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati yang membuktikan bahwa Dia hidup, membawa harapan bagi saya akan hari esok.

Without execution, vision is just another word for hallucination- Mark Hurd, HP's CEO

Friday, August 15, 2008

Masih berminat?

Apakah anda penyuka film musikal? Baru-baru ini saya menonton 3 film yang bersifat musikal dalam artian selain memang genrenya musikal di sisi lain juga menunjukkan kehidupan pemusik. Tanpa sengaja saya membeli DVD berjudul P.S I Love You, Once dan August Rush. Tanpa sengaja pula ketiga film ini memiliki satu benang merah yaitu menceritakan kehidupan seorang pemusik asal Irlandia, sebuah negara di sebelah barat Inggris yang beribukota di Dublin. Kalau dulu anda penggemar berat boysband Westlife, Boyzone pasti anda tidak asing dengan negara tersebut. Jika anda pemusik sejati dan sekarang tengah berjuang untuk menembus major label saya sarankan anda untuk menonton Once.

Apakah anda pernah mendengar grup band asal Indonesia bernama Efek Rumah Kaca?Band ini membuat lagu dari kenyataan industri musik indie dan major label berjudul Cinta Melulu. Mengapa banyak grup band yang bagus dalam bermusik tidak mau menembus major label salah satunya Efek Rumah Kaca?Karena menurut mereka jika memasuki major label semua musik yang mereka hasilkan harus sesuai dengan tuntutan pasar dan mereka terkadang melupakan ideologi bermusik mereka pada mulanya karena bayaran major label seakan memberi tuntutan pada mereka untuk bermusik seturut kemauan major label yaitu sesuai tuntutan pasar yang mayoritas berwarna sama yaitu cinta melulu. Jika saya menyangkutkan dengan mata kuliah Organizational Behavior yang sedang saya ambil di semester ini, kasus tersebut sesuai dengan salah satu konsep contemporary motivation concept yaitu Cognitive Evaluation Theory. Cognitive evaluation theory adalah teori yang menyatakan bahwa dengan mengalokasikan rewards ekstrinsik (segala reward yang didapat dari major label) untuk perilaku yang tadi hanya memperoleh rewards secara intrinsik (kepuasan bermusik sesuai ideologis bermusik) malah cenderung menurunkan keseluruhan tingkat motivasi. Sesuai teori ini, menembus major label bagi band seperti Efek Rumah Kaca malah akan menurunkan motivasi para pemusik indie tadi yang menembus major label karena berdasarkan teori tersebut apabila pemusik tersebut tidak dibayar maka dia punya kontrol penuh untuk bermusik sesuai keinginan mereka tapi jika dia dikontrak oleh major label dan dibayar seakan-akan diatur oleh major label tersebut (self control menurun).

Cobalah sekali-kali untuk mendengarkan lagu-lagu dari band-band indie yang pasti akan memberikan warna baru di telinga anda. Saya sudah mencoba menikmati potensi bermusik band-band indie negeri ini yang juga tidak kalah bagus dibandingkan band-band major label malah banyak yang lebih baik. Banyak juga band-band major label yang hanya menghasilkan one hit wonder, after that? GONE. Saya sering mendengarkan musik band-band indie tersebut di salah satu stasiun radio di Jakarta dan anda tahu apa yang saya lakukan saat mendengar cara mereka bermusik, saya berdecak kagum ckckckc, kata-kata GILA KEREN BANGET!!tak henti-hentinya terlontar dari mulut saya. Banyak band-band tersebut yang juga membawakan musik mereka dalam bahasa Inggris dan hasilnya apa?Dari beberapa yang pernah saya dengarkan saya berani jamin mereka bermain sekelas Kings of Convenience dan Interpol. Itulah sekilas keadaan umum pemusik indie negeri ini. Masih berminat menembus major label?  

Derai Air Mata

Itulah yang terjadi setelah saya menonton “Painted Veil” yang dibintangi oleh Naomi Watst (Kitty) dan Edward Norton (Walter Fane). Jujur awalnya saya memutuskan untuk menonton film ini karena saya suka dengan film berjudul “Fight Club” yang notabene dibintangi oleh Edward Norton. “Fight Club” juga bagus untuk ditonton meskipun film ini sedikit sadis. Karena seringnya saya menonton film yang sadis, saya dan kakak saya sampai bisa menemukan sisi konyol di film itu jadi meskipun film itu sadis namun kami masih bisa menertawakan beberapa bagian yang memang menurut kami konyol tapi belum tentu orang lain menganggap hal tersebut perlu untuk ditertawakan. Sampai-sampai pernah pada kelas Apresiasi Film, salah satu kelas wajib universitas yang saya pilih, kelas sedang menonton film tentang peperangan namun ada beberapa hal yang menurut saya konyol sehingga memaksa saya untuk senyum-senyum sendiri. Eh, setelah film berakhir dosen saya malah menyebut saya “penonton sadis berdarah dingin” karena saat film sadis tersebut saya masih sempat tersenyum. Hehehe...

Cukup info tentang saya, sekarang kita kembali ke topik pembicaraan. Inti dari “Painted Veil” adalah bagaimana seorang wanita menikah tanpa mencintai orang yang dinikahinya tersebut. Menurut saya film harus ditonton oleh semua orang yang saat ini sedang membangun hubungan dengan pasangan mereka. Lewat film ini kita bisa belajar bagaimana cinta selalu mau berkorban, memaafkan dan cinta harus diungkapkan. Kata kakak saya sih cinta seperti menanam tanaman butuh dipupuk, disiram dan terhindar dari hama. Cinta bukan mau-mau ga-ga terus ya sudah tapi cinta butuh chemistry. Mendengar hal tersebut saya sih hanya iya-iya saja. Ungkapan ini sebenarnya berasal dari pengalaman cintanya baru-baru ini. Pengalaman yang sedikit menyedihkan bagi saya. Kasian kakak saya cantik, cerdas, keren tapi cowok itu mau meninggalkannya demi suatu alasan yang bodoh. Dasar cowok bodoh!Huh! (my bigsis' pic)

Pada awalnya Kitty bertemu dengan Walter secara kebetulan namun ternyata orang tua mereka sudah merencanakan pernikahan mereka. Walter merupakan seorang ahli bakteriologi. Saat itu dia memutuskan untuk pergi ke Cina ke tengah wabah kolera yang sedang terjadi di sana. Latar film ini yaitu China pada tahun 1925. Kitty pun setuju untuk menikah dengan Walter bukan karena dia memang cinta tapi dia ingin berada jauh dari ibunya. Sesampainya di Cina, Kitty terlibat cinta dengan seorang pria bernama Charlie Townsend yang juga telah menikah. Perselingkuhan ini juga bukan murni kesalahan Kitty karena Walter sendiri adalah sebuah karakter yang kaku, dingin, dan sibuk dengan pekerjaannya sehingga Kitty seakan kurang mendapat perhatian darinya. Kembali lagi ke pokok permasalahan, hal tersebut bisa terjadi karena Kitty tidak mencintai Walter. Padahal kalau saja Kitty mau menilik lebih jauh Walter sebenarnya adalah orang yang baik dan penyayang. Sewaktu tiba di Cina, Kitty secara tidak langsung meminta ada piano. Pada adegan selanjutnya sebuah piano telah ada di rumah dan bukan itu saja pada saat Kitty berselingkuh di kamarnya sendiri, Walter sempat datang membawa hadiah. Sewaktu Kitty bertanya kenapa Walter tidak mendobrak saja pintu kamar Kitty waktu tahu Kitty berselingkuh. Walter manjawab mungkin dia terlalu gengsi untuk berjuang. Tuh kan bener terkadang cinta perlu diungkapkan.

Walter mendapat tugas ke pedalaman Cina untuk memerangi kolera. Saat itulah Walter mengatakan pada Kitty untuk ikut bersamanya atau saat itu juga dia melakukan gugatan perceraian dengan alasan Kitty telah berselingkuh dengan Charlie. Charlie adalah seorang pengusaha terkenal, dengan adanya berita ini pasti menimbulkan sebuah skandal. Saat ini adalah salah satu bukti cinta Walter. Walter mengatakan bahwa dia akan menceraikan Kitty jika Charlie juga menceraikan istrinya dan mau menikahi Kitty. Jika tidak maka Walter tidak akan menceraikan Kitty. Dalam hal ini Walter mengajarkan kita bagaimana cinta sesungguhnya adalah kala kita ikut bahagia saat orang yang kita cintai bahagia. Susah memang. Ternyata sewaktu Kitty berbicara dengan Charlie untuk menceraikan istrinya dan menikahi Kitty, Charlie tidak mau. Kitty pun ikut pergi ke pedalaman.

Sesampainya di pedalaman mereka berdua memiliki tetangga bernama Mr Waddington. Dia adalah seseorang yang menyadarkan Kitty untuk mulai mencintai Walter. Sampai di sini pun Walter dan Kitty belum pernah berhubungan intim. Walter bekerja sebagai peneliti untuk mencegah penyebaran kolera. Kitty merasa bosan dengan hidupnya dia merasa tidak berguna karena tidak memiliki kegiatan apalagi Walter seakan sibuk dengan pekerjaannya dan selalu menjawab dengan sinis setiap kali berbicara dengan Kitty. Namun meskipun begitu Walter tetap memperhatikan dan menyayangi wanita yang dicintainya itu. Ada satu adegan dimana Kitty memakan salad sayur kemudian Walter marah dan melarang Kitty memakannya karena sayur tersebut tidak di masak. Namun Kitty tetap memaksa untuk memakan salad sayur tersebut akhirnya Walter pun ikut memakan salad tersebut. Ya mungkin maksudnya biar kalau Kitty mati Walter bisa ikutan mati juga, sehidup semati gitu (satu hidup, satu mati hehe..). Akhirnya Kitty mendapatkan pekerjaan sosial di panti asuhan yang dikelola oleh para suster. Panti asuhan tersebut kantor Walter dalam meneliti.

Pada suatu malam mereka kehabisan wisky sehingga Walter pergi ke rumah Waddington. Kitty pun ikut kesana. Mr Waddington tinggal dengan seorang gadis Cina dan kemudian Kitty menanyakan asal-usul gadis tersebut. Saat pertemuan pertama mereka, gadis itu selalu mengikuti Waddington. Kitty pun heran kenapa gadis itu mengikuti Waddington, apa yang membuat dia seperti itu? Apa yang menarik dari Waddington? Kemudian Waddington bertanya pada gadis Cina itu kenapa dulu dia mengikuti dirinya. Gadis Cina itu menjawab dia jatuh cinta kepada Waddington karena Waddington orang yang baik. Kitty tertawa “bagaimana bisa mencintai seorang pria hanya karena dia baik?”. Kitty menganggap hal itu konyol.

Malam itu merupakan malam pertama Kitty dan Walter berhubungan intim. Beberapa hari kemudian Kitty dan Walter sering menghabiskan waktu bersama. Tidak diungkapkan secara langsung tapi penonton seperti diarahkan kepada maksud kalau seseorang bisa jatuh cinta hanya karena dia baik. Hal yang tadinya ditertawakan oleh Kitty terjadi pada dirinya sendiri. Kemudian Kitty hamil. Walter menanyakan pada Kitty sudah berapa lama dan Kitty menjawab sekitar 2 bulan. Jelas Walter bukanlah ayah dari si jabang bayi. Namun kemudian dia bertanya apakah Walter ayah dari bayi tersebut dan Kitty menjawab tidak tahu. Dengan baiknya Walter mengatakan bahwa siapapun ayah dari si bayi itu semua tidak penting. Secara implisit menggambarkan pada kita siapa pun ayah dari jabang bayi tersebut Walter tetap akan menyayangi bayi tersebut seperti dia menyayangi Kitty.

Kolera menyebar dari air yang dikonsumsi oleh warga. Kontaminasi ini terjadi karena kuburan para korban dekat dengan sungai. Walter pun mencari cara dengan menyalurkan air dari mata air ke desa dengan pipa yang terbuat dari bambu. Air diambil dengan baling-baling. Ide ini muncul saat Kitty membuat baling-baling dari kertas yang berputar ketika di tiup. Namun kemudian masalah timbul setelah desa tersebut bersih dari kolera. Desa sebelah yang terjangkit memasuki desa yang sudah bersih tadi kerena tidak ada tenaga medis yang menangani mereka. Hal tersebut sempat menimbulkan konflik. Penduduk desa sebelah tersebut ditampung dalam pengungsian. Walter pergi untuk merawat para pengungsi. Walter pun terjangkit kolera. Kitty pun pergi ke tempat pengungsian untuk merawat Walter. Akhirnya Walter pun meninggal. Menurut saya bagian tersebut adalah bagian yang tersedih. Saya sempat nangis sesenggukkan, kata kakak saya sih tangisan saya terlalu berlebihan walaupun dia juga ikut menangis. Tapi memang sedih, gila lu gimana ga.

Setelah Walter dikuburkan, adegan berikutnya adalah kepulangan Kitty ke Inggris dan diperlihatkan pemandangan Cina serta diiringi lagu yang melankolis menyayat hati. Kitty kembali ke London dan pada adegan berikutnya dia sudah melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Walter. Mereka ke toko bunga yang awalnya Kitty tidak menyukai bunga. Namun anaknya berpikiran sama dengan Walter bahwa bunga itu indah. Setelah keluar dari toko bunga mereka bertemu dengan Charlie. Charlie mengundang Kitty untuk makan siang atau minum kopi bersama namun dengan tegas Kitty menjawab tidak mau. Walter Jr pun bertanya siapakah pria itu dan Kitty menjawab dia bukan siapa-siapa (no one important).

A woman loved a man because of his virtue.

Monday, August 11, 2008

Awesome!

Itu kata pertama yang terlontar dari mulut gue. Kenapa?

Satu hal yang amat gue syukuri adalah dunia ini menyediakan banyak film2 bermutu untuk ditonton. Tidak sekadar ditonton, tapi dinikmati.

Hari ini gue menonton film berjudul "Wanted". Ga ada kata-kata yang bisa gue berikan selain ungkapan kalau film ini keren banget. Mulai dari jalan ceritanya sampai efek yang dibuat di sepanjang film selalu membuat decak kagum. Ckckckck...

Film ini bercerita tentang keberadaaan sebuah assassin fraternity yang berisi para pembunuh yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan manusia lain pada umumnya. Kemampuan itulah yang membuat mereka bisa direkrut menjadi anggota dalam fraternity tersebut. Film ini dibintangi oleh James Mc Avoy, Angelina Jolie dan Morgan Freeman. Wesley Gibson yang diperankan oleh James Mc Avoy yang merupakan seorang accounter (account manager) yang merasa bosan dan stress terhadap hidupnya selama ini. Memiliki seorang bos yang memperlakukan dia bagaikan budak dan seorang pacar yang berselingkuh dengan teman baiknya sendiri. Selama ini dia berpikir bahwa dia memiliki sebuah penyakit tapi sebenarnya itu karena darahnya berdetak lebih cepat dari kebanyakan orang dan adrenalinnya pun dipacu lebih banyak.

Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita bernama Fox yang dibintangi oleh Angelina Jolie. Intinya Wesley direkrut menjadi seorang anggota The Fraternity. Morgan Freeman berperan menjadi ketua dari The Fraternity yang mengatakan bahwa ayah Wesley baru saja dibunuh oleh mantan anggota The Fraternity bernama Cross. Lewat The Fraternity ini, Wesley bisa melakukan balas dendam kematian ayahnya.

Namun di penghujung cerita ternyata semua fakta tersebut adalah sebuah kebohongan yang membuat cerita ini berakhir di luar perkiraan. Tapi ada sedikit kekurangan, menurut saya pribadi, pada beberapa bagian ada gambar yang tidak jelas karena pergerakan film yang terlalu cepat. Jujur, hal ini sedikit mengganggu. Terlepas dari itu semua secara keseluruhan film ini keren.

Intinya, film ini masuk dalam list wajib tonton kalau memang anda senang dengan film bermutu. Kapan ya Indonesia bisa memproduksi film-film seperti ini?

Selama Ini Ngapain Aja?

Negara kita sedang rame-ramenya melakukan persiapan menyambut pesta demokrasi. Fenomena yang muncul adalah banyakya lowongan terbuka bagi semua warga negara Indonesia untuk mendaftar menjadi caleg partai-partai yang ikut dalam pemiliu 2009. Heran deh semua serba instan memang apa aja sih kerjaan partai-partai ini tahun-tahun kemarin. Bukan hanya jadi artis saja bisa instan, politisi juga. Sejatinya, kaderisasi partai-partai tersebut harus dibina dengan baik. Ada salah satu partai yang bahkan mengundang para petani untuk mendaftar menjadi caleg. Alasan mereka sih agar aspirasi para petani ini nantinya tersuarakan. Ya bukan bermaksud memarjinalkan para petani dan bukan berarti mereka tidak boleh dipilih. Sebagai warga negara Indonesia mereka punya hak kok untuk dipilih. Tapi apa tidak dipikirkan nasib mereka selanjutnya bisa jadi bulan-bulanan di parlemen kita? Belum lagi jika mereka sudah merasakan enaknya kursi DPR atau DPRD. Bukankah politik seharusnya dimulai dari bawah layaknya politik akar rumput. Dimana para politisi tersebut seharusnya mengerti seperti apa seharusnya dia bertindak menyuarakan aspirasi yang sesungguhnya. Seperti kata Bung Hatta menyelam untuk mengambil aspirasi yang tersumbat di bawah.

Thursday, July 10, 2008

Stuck In My Head

Pernah merasakan keadaan dimana kepala penuh dengan sesuatu yang terus berdengung ga jelas? Itulah yang sedang gue rasakan beberapa hari ini. Setelah ditilik lebih teliti dan seksama ternyata salah satu lagu mas ganteng yang satu ini ngestuck di kepala gue terhitung hampir berhari-hari. Lagunya berjudul "Falling in Love at The a Coffee Shop". Menyadari betapa dia jangkung, cungkring nan sangat rupawan, bisa-bisa gue nih yang falling in love. Lagunya tipe-tipe relaxing, sweet, easy listening. Obviously it feels good to my ears.

Landon Pigg
Coffee Shop lyrics

I think that possibly, maybe I'm fallin' for you
Yes, there's a chance that I've fallen quite hard over you
I've seen the paths that your eyes wander down
I wanna come to
I think that possibly, maybe I'm fallin' for you

No one understands me quite like you do
Through all of the shadowy corners of me

I never knew just what it was
About this old coffee shop I love so much
All of the while I never knew
I never knew just what it was
About this old coffee shop I love so much
All of the while I never knew

I think that possibly, maybe I'm fallin' for you
Yes, there's a chance that I've fallen quite hard over you
I've seen the waters that make your eyes shine
Now I'm shinin' too
Because, oh because, I've fallen quite hard over you

If I didn't know you, I'd rather not know
If I couldn't have you, I'd rather be alone

I never knew just what it was
About this old coffee shop I love so much
All of the while I never knew
I never knew just what it was
About this old coffee shop I love so much
All of the while I never knew
All of the while
All of the while
It was you